This blog...not just about my work but all my activity will post in here (i'll try post more often after this :p)
Wednesday, October 31, 2012
Thursday, October 25, 2012
Peran Ahli Gizi
PERAN AHLI GIZI DALAM PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
Permasalahan gizi di Indonesia semakin kompleks
seiring terjadinya transisi epidemiologis. Masalah gizi kurang belum tuntas
sepenuhnya dan di lain pihak masalah gizi lebih dan penyakit degeneratif
menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun. Untuk menanggulangi berbagai
permasalahan gizi tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan dan ahli gizi yang
dinamis, mandiri dan menjunjung etik profesional sehingga dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan ilmu dan pelayanan dibidang gizi (KepMenkes,
2007).
Ahli gizi adalah seorang yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan akademik dalam bidang gizi sesuai aturan yang berlaku,
mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh untuk melakukan
kegiatan fungsional dalam bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik baik di
masyarakat, individu atau rumah sakit. Sedangkan Registered Dietitian (RD) adalah sarjana gizi (ahli gizi) yang
telah mengikuti pendidikan profesi (internship) dan ujian profesi serta
dinyatakan lulus kemudian diberi hak untuk mengurus ijin, memberikan pelayanan
dan menyelenggarakan praktek gizi (KepMenkes, 2007).
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan
gizi yang disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis,
status gizi, dan status metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi pasien sangat
berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, dan sebaliknya proses perjalanan
penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien (Depkes, 2003). Adapun
definisi dari pelayanan gizi dalam KepMenkes (2007) adalah suatu upaya
memperbaiki atau meningkatkan gizi, makanan, dietetik masyarakat, kelompok,
individu atau klien yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, kesimpulan, anjuran, implementasi dan
evaluasi gizi, makanan dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan
optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
Agar ahli
gizi dapat memberikan pelayanan gizi yang berkualitas dan optimal diperlukan
adanya standar pelayanan gizi. Standar pelayanan gizi adalah standar yang
mengatur penerapan ilmu gizi dalam memberikan pelayanan dan asuhan gizi dengan
pendekatan manajemen kegizian. Ruang lingkup pelayanan gizi rumah sakit terdiri
dari nutrition care (asuhan gizi) dan
food service (penyelenggaraan
makanan).
Standar pelayanan asuhan gizi terbagi menjadi 2
kelompok besar yaitu standar praktek asuhan gizi dan standar professional
performance (penampilan profesional). Standar praktek asuhan gizi terdiri dari
:
a.
Pengkajian
gizi
Pengkajian gizi dilakukan baik untuk pasien rawat
inap maupun pasien rawat jalan. Pengkajian dimulai dengan pemeriksaan
antropometri untuk mengetahui status gizi pasien dan disesuaikan dengan kondisi
pasien melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, panjang lengan, tinggi
lutut, lingkar lengan atas, dan skin fold thickness. Selain itu juga diperlukan
data penunjang lain yang berasal dari hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium
untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit dan diagnosa gizi pasien. Selain
itu juga diperlukan data riwayat gizi untuk menegakkan masalah gizi pasien.
Riwayat gizi pasien didapatkan secara kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif berfungsi untuk mendapatkan gambaran kebiasaan makan/pola makan
sehari berdasarkan frekuensi penggunaan bahan makanan. Sedangkan untuk data
kuantitatif didapatkan dengan cara recall 24 jam dan diukur dengan menggunakan
food model (Depkes, 2003).
b.
Diagnosa
masalah gizi
Diagnosa masalah gizi ditegakkan berdasarkan data
yang didapatkan saat pengkajian gizi. Dalam prakteknya, masalah gizi pasien
dapat dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu domain intake, klinik, dan
behaviour (perilaku) (Susilo, 2011).
c.
Intervensi
gizi (rencana dan implementasi)
Ahli gizi harus mampu membuat rencana intervensi
gizi sesuai dengan masalah yang ditemui pada pasien dan mengimplementasikan rencana
tersebut. Intervensi gizi disusun berdasarkan etiologi (penyebab) masalah gizi
yang ada, baik dari domain intake, klinik maupun perilaku (Susilo, 2011).
d.
Monitoring
dan evaluasi (monev)
Monev dilakukan oleh ahli gizi untuk mengetahui
perkembangan kondisi pasien setelah dilakukan terapi (intervensi) gizi. Apabila
dalam monev pasien tidak menunjukkan perkembangan, ahli gizi bekerja sama
dengan tenaga medis lain (dokter, perawat dan lainnya) melakukan perencanaan
ulang. Monev dilakukan berdasarkan sign/symptom (tanda dan gejala) dari
diagnosa masalah gizi (Susilo, 2011).
Standar profesional
performance menurut ADA (American Dietetic Association) adalah metode
problem solving yang sistematis, menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat
keputusan menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan gizi dan memberikan
asuhan gizi yang aman, efektif dan berkualitas tinggi. Untuk itu ahli gizi
harus memenuhi standar unjuk kerja sebagai berikut:
a.
Profesionalisme
dalam pelayanan
b.
Penerapan
riset
c.
Komunikasi
dan aplikasi pengetahuan baru
d.
Memanfaatkan
dan mengatur sumber daya
e.
Kualitas
dalam praktek pelayanan
f.
Mengembangkan
kompetensi dan akuntabilitas profesional
(Susilo, 2011)
Dalam menjalankan perannya sebagai ahli gizi yang
profesional harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan dalam anggaran
dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia)
dan KepMenkes 374/2007. Dalam kode etik tersebut, ahli gizi memiliki kewajiban
:
1.
Terhadap
Klien :
a.
Berusaha
memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi
pelayanan gizi atau masyarakt umum
b.
Menjaga
rahasia klien atau masyarakat yang dilayani baik pada saat klien masih atau
sudah tidak dalam pelayanan, bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali
bila diperlukan untuk keperluan kesaksian hukum
c.
Tidak
melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, status sosial, jenis
kelamin, dan usia.
d.
Memberikan
pelayanan gizi prima, cepat dan akurat.
e.
Memberikan informasi
dengan tepat dan jelas
f.
Apabila
mengalami keraguan dalam memberikan pelayanan wajib berkonsultasi dan merujuk
kepada ahli gizi lain yang mempunyai keahlian.
2.
Terhadap masyarakat
:
a.
Melindungi
masyarakat umum tentang penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan
praktek yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan
terapi gizi/diet.
b.
Melakukan
kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga dapat mencegah masalah gizi di
masyarakat
c.
Mencegah
terjadinya masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
d.
Memberi
contoh hidup sehat dengan pola makan dan aktifitas fisik yang seimbang sesuai
dengan nilai praktek gizi individu
e.
Memberikan
dorongan, dukungan, inisiatif dan bantuan lain demi tercapainya status gizi dan
kesehatan optimal di masyarakat.
f.
Dalam
mempromosikan atau mengesahkan produk makanan tertentu berkewajiban senantiasa
tidak dengan cara yang salah atau menyebabkan salah interpretasi atau
menyesatkan masyarakat.
Dari uraian diatas, terlihat bahwa ahli gizi
memiliki peran yang penting dalam pelayanan gizi di rumah sakit. Pelayanan gizi
menjadi hal yang penting bagi rumah sakit yang akan mengurus akreditasi.
Penilaian pelayanan gizi tersebut mulai aspek visi/misi pelayanan gizi,
kegiatan administrasi, staf dan pimpinan di unit gizi, fasilitas dan peralatan
yang dimiliki, kebijakan dan prosedur, pengembangan staf dan program
pendidikan, serta adanya kegiatan evaluasi dan pengendalian mutu oleh ahli
gizi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Departemen
Kesehatan. 2003. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Gizi Masyarakat
Departemen Kesehatan RI : Jakarta
2.
Susilo, Joko.
2011. Standar Pelayanan Gizi dan Kompetensi Profesi Gizi. Pekan Ilmiah
Dietisien : Jakarta
3.
KepMenkes
374/2007 Tentang Standar Profesi Gizi
4.
Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PERSAGI (PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA)
2005
Kanker
MENINGKATKAN KUALITAS
HIDUP PASIEN KANKER
Gizi
adalah proses dimana
tubuh manusia menggunakan
makanan untuk membentuk energi,
mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal
setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Status gizi
normal menggambarkan keseimbangan
yang baik antara
asupan gizi dengan kebutuhan
gizi (Denke, 1998;
Klein S, 2004).
Kekurangan gizi memberikan efek
yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan
sistem tubuh (Suastika, 1992 dalam Maskoep 2008).
Malnutrisi dan Cachexia sering terjadi pada
penderita kanker (24% pada stadium
dini dan > 80% pada stadium lanjut), AIDS dan penyakit kronis lainnya.
Malnutrisi dan Cachexia
meningkatkan morbiditas dan
mortalitas serta menurunkan
kualitas hidup,
“survival” penderita. Penderita dengan malnutrisi sering tidak dapat
mentoleransi terapi
termasuk radiasi khemoterapi dan lebih mempunyai kecenderungan mengalami
“adverse effect” terhadap terapi kanker (Lutz, 1994; Denke, 1998, Bruera, 2003;
Jakowiak, 2003;Trujillo, 2005; Watson, 2005). Malnutrisi adalah hilangnya/
penurunan berat badan diatas 10% atau berat badan kurang dari 80% BB
ideal, dalam kurun waktu 3 bulan
(Suastika, 1992; Waller, 1996;Strasser, 2002, Trujillo, 2005 dalam Maskoep,
2008).
Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker,
maka gizi merupakan bagian dari terapi. Tujuan utama terapi gizi pada penderita
kanker adalah mempertahankan atau
meningkatkan status gizi
sehingga dapat memperkecil
terjadinya komplikasi meningkatkan
efektivitas terapi kanker (bedah, kemoterapi, radiasi) kualitas hidup dan survival
penderita (Lutz, 1994; Bruera, 2003; Trujillo, 2005 dalam Maskoep, 2008).
Malnutrisi dan cachexia dapat memberikan dampak
yang buruk terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan sistem tubuh. Keadaan ini
akan menyebabkan peningkatan kepekaan
terhadap infeksi, gangguan
penyembuhan luka, toleransi
yang jelak terhadap terapi,
menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan
mortalitas dan morbiditas penderita
kanker (Suastika, 1992;
Jaskowiak, 2003; Klein,
2004;Boediwarsono, 2006 dalam Maskoep, 2008).
Merubah gaya hidup atau lifestyle telah terbukti
dapat membantu meningkatkan kualitas hidup para penderita kanker. Sebagaimana
telah umum diketahui bahwa perubahan gaya hidup pada masa modern sekarang ini
menjadi salah satu faktor tingginya prevalensi kanker di Indonesia maupun di
dunia. Tingginya asupan lemak jenuh sehingga memicu obesitas, kurangnya aktifitas
fisik, kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan faktor resiko terjadinya
kanker dan penderita kanker perlu merubahnya.
Sebuah perkumpulan kanker di Amerika (America
Cancer Society) mengeluarkan sebuah pedoman tentang perubahan gaya hidup yang
sebaiknya dilakukan oleh penderita kanker pada saat ataupun setelah treatment. Dalam
pedoman tersebut dijelaskan, pada saat mendapatkan terapi baik itu berupa
radiasi maupun kemoterapi, pasien sering merasakan efek samping dari terapi
yang dijalani. Efek samping yang sering dirasakan antara lain, mual, muntah,
anoreksia, perubahan dalam indera perasa dan bau, serta gangguan pencernaan
yang semua hal tersebut dapat mengganggu intake/asupan makan pasien. Untuk
mengatasi hal tersebut, pasien dapat melakukan beberapa hal berikut :
-
Konsumsi
makanan dengan porsi kecil dan frekuensi sering dengan tekstrur makanan yang
kering dapat membantu meningkatkan asupan makan pasien
-
Konsumsi
produk komersial atau home-made yang padat energi (minuman atau makanan) dapat
meningkatkan asupan energi dan zat gizi
-
Bila asupan
makan tidak dapat terpenuhi via oral, maka perlu dipertimbangkan memberikan
makanan melalui enteral feeding via tube, pemberian obat-obatan untuk
mengurangi efek samping terapi atau total parenteral nutrition (intravena).
(Doyle et al, 2006)
Menyeimbangkan asupan karbohidrat, lemak dan
protein dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita kanker. Asupan lemak yang dianjurkan adalah 20% - 35%
dari energi sehari, dengan intake lemak jenuh dibatasi <10 2006="2006" al="al" asam="asam" beberapa="beberapa" dan="dan" dapat="dapat" dari="dari" energi.="energi." et="et" hidup="hidup" ikan="ikan" intake="intake" kanker="kanker" kualitas="kualitas" lemak="lemak" membantu="membantu" meningkatkan="meningkatkan" menyatakan="menyatakan" o:p="o:p" omega-3="omega-3" oyle="oyle" penderita="penderita" penelitian="penelitian" trans="trans" walnut="walnut">10>
Asupan protein yang direkomendasikan untuk
penderita kanker adalah 10% - 35% dari intake energi atau 0,8/kg berat badan
pasien. Asupan protein yang cukup penting pada masa terapi, recovery dan long-term
survival. Makanan yang sebaiknya dipiilh untuk memenuhi kebutuhan protein
sehari adalah yang rendah lemak jenuh seperti ikan, daging tanpa lemak, daging
ayam, telur, produk susu dan olahannya yang low fat, dan kacang-kacangan.
Batasi konsumsi daging olahan atau daging berlemak (Doyle et al, 2006).
Sedangkan sumber karbohidrat yang baik adalah yang
kaya akan zat gizi esensial, serat dan fitokimia yang berasal dari sayuran,
buah, whole grains, dan legumes (buncis/kapri). Asupan karbohidrat dalam sehari
yang dianjurkan sebanyak 45% - 65% dari energi intake. Sayuran dan buah
mengandung zat yang dapat menghambat perkembangan kanker seperti vitamin dan
mineral, fitokimia dan serat. Konsumsi sayuran dan buah lima sajian dalam
sehari atau 2 ½ cup setiap hari untuk memenuhi dan mendapatkan manfaat dari
vitamin, mineral dan fitokimia dalam buah dan makanan. Makanan yang berwarna
hijau tua atau orange memiliki kandungan fitokimia yang bermanfaat bagi
kesehatan. Mengkonsumsi bahan makanan yang telah dimasak sebelumnya lebih baik
daripada yang mentah karena melalui proses masak, kandungan fitokimia dalam
bahan makanan menjadi lebih aktif (Doyle et al, 2006).
Meningkatkan aktifitas fisik juga dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita kanker, terutama yang telah menyelesaikan
tahap pertama terapinya. Dengan berolahraga 3 kali dalam seminggu selama 45
menit dapat mengurangi depresi dan ketegangan (anxiety), meningkatkan mood, meningkatkan
rasa percaya diri, dan mengurangi gejala fatigue (kelelahan). Beberapa bentuk
aktifitas fisik yang dapat dilakukan sesuai dengan usia dan kondisi pasien antara
lain :
-
Menggunakan
tangga daripada elevator/lift
-
Untuk menuju
tempat tujuan, lakukan dengan jalan kaki atau naik sepeda
-
Berolahraga
bersama keluarga, teman atau rekan kerja
-
Lakukan
break/istirahat sejenak saat berolahraga untuk stretch atau jalan pendek
-
Kunjungi
rumah teman atau rekan kerja yang dekat
-
Rencanakan
liburan yang aktif, daripada perjalanan jauh
-
Gunakan
pedometer setiap hari untuk mengukur langkah anda
-
Gunakan
sepeda statis atau treadmill saat menonton televisi
(Doyle et al, 2006; Kellen et al, 2009)
DAFTAR PUSTAKA
1. Doyle et al. Nutrition and Physical Activity During and After Cancer
Treatment: An American Cancer Society Guide for Informed Choices. CA Cancer J Clin 2006;56;323-353. http://caonline.amcancersoc.org/cgi/content/full/56/6/323
2. Maskoep, Wiwik I. 2008. Terapi Gizi
Pada Penderita Kanker. Pusat Pengembangan Paliatif dan Bebas Nyeri. RSUD dr.
Soetomo-FK Unair Surabaya
3.
Kellen Elliane et al. 2009. Lifestyle changes and breast cancer prognosis:
a review. Breast Cancer Res Treat (2009)
114:13–22 DOI 10.1007/s10549-008-9990-8. http://peer.ccsd.cnrs.fr/docs/00/47/83/34/PDF/PEER_stage2_10.1007%252Fs10549-008-9990-8.pdf
Monday, October 15, 2012
Enteral&Parenteral Nutrition Seminar 2012
lets make our food service management seminar right after internship finish.
Prepare yourself guyss :D :D
Tuesday, April 24, 2012
the first assignment
tugas pertama dalam proses internship
membuat blog daaan mengisinya dengan tulisan2 ilmiah
hope i can finish due date it as they ask
membuat blog daaan mengisinya dengan tulisan2 ilmiah
hope i can finish due date it as they ask
Sunday, March 4, 2012
hahahaha
for temporary i forgot that i have blog
yuupp
its due to i was busy in my job in surabaya for almost 2 years :D :D
in 2010 and 2011 i worked in a project called Pendampingan Balita Gizi Buruk whose held by Dinas Kesehatan Kota Surabaya and Akademi Gizi Surabaya
it was my first job after graduated from my university. i never try another job.
after all in my last job i'm happy, because i can learned many experience from my children's family whom always visited by me every month. nothing is simple in our live. every human in this world always get some problem from Allah so that they can learn and reach the next step in their lives.
and now, this is me....i will start my blog again, not only for task in campus but also i want to start to learn how to write.
night fellas :) :)
for temporary i forgot that i have blog
yuupp
its due to i was busy in my job in surabaya for almost 2 years :D :D
in 2010 and 2011 i worked in a project called Pendampingan Balita Gizi Buruk whose held by Dinas Kesehatan Kota Surabaya and Akademi Gizi Surabaya
it was my first job after graduated from my university. i never try another job.
after all in my last job i'm happy, because i can learned many experience from my children's family whom always visited by me every month. nothing is simple in our live. every human in this world always get some problem from Allah so that they can learn and reach the next step in their lives.
and now, this is me....i will start my blog again, not only for task in campus but also i want to start to learn how to write.
night fellas :) :)
Subscribe to:
Posts (Atom)