Tulang Sehat Bebas
Osteoporosis
Osteoporosis atau penyakit keropos tulang adalah salah satu penyakit
yang mengenai tulang karena berkurangnya massa dan kepadatan tulang. Akibat
dari osteoporosis adalah tulang-tulang menjadi rapuh dan mudah patah akibat kepadatan
tulang berkurang. Tulang sendiri merupakan salah satu bagian penting dari tubuh
kita. Tulang merupakan rangka yang menunjang tubuh kita sehingga kita dapat
beraktivitas.
Dapat dibayangkan bila penunjang tubuh ini rapuh, keropos dan mudah patah, akibatnya adalah rasa sakit pada tulang, gangguan untuk bergerak bahkan menyebabkan kelumpuhan dan cacat permanen (Stransky and Rysava, 2009). Berikut ini beberapa saran yang dapat Anda terapkan agar tidak mengalami penyakit tulang keropos ini.
Dapat dibayangkan bila penunjang tubuh ini rapuh, keropos dan mudah patah, akibatnya adalah rasa sakit pada tulang, gangguan untuk bergerak bahkan menyebabkan kelumpuhan dan cacat permanen (Stransky and Rysava, 2009). Berikut ini beberapa saran yang dapat Anda terapkan agar tidak mengalami penyakit tulang keropos ini.
Konsumsi
Kalsium
Kalsium merupakan unsur pembentuk tulang dan gigi. Maka, agar
kepadatan tulang terus terjaga, penting untuk mengkonsumsi kalsium yang banyak
terdapat dalam susu. Sayangnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan untuk
menyerap kalsium semakin berkurang. Maka, sebaiknya Anda membiasakan diri atau
anak Anda untuk minum susu setiap hari sejak usia dini. Karena penyebab
osteoporosis adalah kurangnya asupan kalsium pada usia muda. Kaum muda,
seringkali mereka berpikir tidak perlu lagi mengkonsumsi susu yang dianggap
sebagai makanan anak kecil. Atau karena berpikir tulang tidak dapat tumbuh lagi
sehingga mereka enggan minum susu. Memang, pada umumnya tulang berhenti tumbuh
saat usia 16-18 tahun, tetapi bukan berarti kita tidak perlu lagi memperhatikan
kesehatan tulang, karena fungsi tulang sangat penting bagi tubuh. Kalsium yang
dibutuhkan tiap orang berbeda, bergantung pada berat badan dan aktivitas yang
dijalankan. Pada ibu hamil dan menyusui, kalsium yang dibutuhkan lebih banyak.
Tabel berikut akan menjelaskan jumlah kalsium yang dibutuhkan berdasarkan usia.
Jumlah Kalsium Yang Dibutuhkan
Berdasarkan Usia (AKG 2004)
Usia Kebutuhan
|
Kalsium
|
Kurang dari 1 tahun
|
210 - 270 mg
|
1 tahun - 3 tahun
|
500 mg
|
4 tahun - 8 tahun
|
800 mg
|
9 tahun - 18 tahun
|
1300 mg
|
19 tahun - 50 tahun
|
1000 mg
|
lebih dari 50 tahun
|
1200 mg
|
Catatan
: Satu gelas susu mengandung sekitar 500 mg kalsium.
Kalsium tidak hanya terdapat pada susu, makanan lain seperti ikan teri, sup tulang, sayuran hijau seperti bayam dan kacang-kacangan adalah salah satu sumber dari kalsium. Karena kalsium tidak dapat dihasilkan tubuh kita, maka penting untuk minum susu dan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium.
Dalam suatu jurnal dinyatakan
bahwa garam dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin 4-5% setiap 500
mg kalsium dalam makanan. Sedangkan bahan makanan lainnya yang dapat mengurangi
penyerapan kalsium dalam saluran cerna adalah produk-produk serealia yang
mengandung phytate. Kandungan oksalat dalam sayuran hijau terutama bayam juga
dapat menghambat penyerapan kalsium. Namun begitu, oksalat dan phytate hanya
menghambat penyerapan kalsium dari jenis makanan mereka sendiri, tidak dapat
menghambat penyerapan kalsium dari bahan makanan lain. Minuman bersoda atau
berkarbonasi juga dapat menghambat penyerapan kalsium dalam saluran cerna.
Agar
kalsium yang berasal dari susu dan makanan dapat diserap sempurna, diperlukan
vitamin D. Tentu akan sangat disayangkan, bila kita banyak mengkonsumsi makanan
yang mengandung kalsium tetapi tidak dapat diserap dengan sempurna, sehingga
akhirnya tubuh mengambil kalsium yang ada pada tulang. Akibatnya, tulang
menjadi rapuh.
Untuk mendapatkan vitamin D sebenarnya tidak sulit. Sinar matahari pagi (antara jam 06.00 sampai jam 09.00 pagi) dan sore (setelah jam 16.00) adalah salah satu sumber vitamin D. Dalam lapisan kulit tubuh kita sebenarnya terdapat vitamin D non aktif dan dengan pancaran sinar matahari vitamin D ini dapat aktif dan berguna bagi tubuh. Selain dari sinar matahari, vitamin D juga dapat diperoleh dari makanan seperti ikan (misal: ikan salmon dan sarden), kuning telur, hati, susu, keju dan produk olahan susu lainnya.
Olahraga
Selain
mengkonsumsi kalsium, penting untuk melakukan olahraga secara teratur agar
dapat memperkuat tulang dan menambah kepadatan massa tulang. Sama seperti otot,
tulang juga perlu dilatih agar dapat menciptakan tulang yang kuat. Olahraga
yang dapat dilakukan untuk melatih tulang adalah dengan melakukan olahraga yang
memberikan gaya tekan pada tulang, gaya renggang dan gaya pelintir. Gaya
tersebut dapat merangsang pertumbuhan tulang sehingga tulang menjadi sehat.
Anda dapat mencobanya dengan bersepeda, joging, jalan kaki atau naik turun
tangga. Selain dengan mengkonsumsi kalsium, vitamin D dan berolahraga, akan
lebih baik bila Anda mencoba hidup sehat dengan menghentikan kebiasaan merokok.
Rokok, kopi, alkohol, teh, dan cola dapat menghambat penyerapan kalsium.
Sebaliknya, konsumsilah makanan bergizi yang memenuhi prinsip gizi seimbang.
Kebiasaan
Merusak Tulang
Hilangkan
juga kebiasaan yang dapat membuat pertumbuhan tulang terganggu atau membuat struktur
tulang menjadi rusak. Kebiasaan buruk yang dimaksud adalah:
-
Membungkukkan badan yang dapat menyebabkan saraf yang melewati tulang belakang
terjepit sehingga menimbulkan sakit pinggang.
-
Memakai sepatu hak tinggi untuk waktu yang lama. Saat menggunakannya, terjadi
perenggangan pada jaringan lunak sekitar sendi mata kaki sehingga dapat merusak
struktur jaringan lunak ini.
-
Membawa tas berat. Dapat memperparah kondisi tulang apabila kita memiliki kelainan
pada tulang.
-
Membunyikan jari. Bunyi terjadi akibat gesekan jaringan lunak di sekitar sendi jari.
Proses yang terjadi berulang-ulang ini akan mengakibatkan gangguan di jaringan
lunak tersebut.
Kesehatan
tulang seringkali terabaikan, karena rasa sakit umumnya baru terasa bila tulang
sudah rapuh atau ketika tulang dinyatakan keropos. Proses pengambilan kalsium
dari tulang sering disebut silent disease karena terjadi tanpa
tanda-tanda atau gejala. Maka, terus perhatikan kesehatan tulang Anda,
hindari osteoporosis, agar dapat terus lancar beraktivitas sampai usia
lanjut.
Daftar Pustaka
Stransky, M dan L. Rysava. Minireview.
Nutrition as Prevention and Treatment
of Osteoporosis. Physiol. Res. 58 (Suppl. 1): S7-S11, 2009. http://www.hakimanteb.com/s4/article/calcium.pdf
Peters,
Bárbara Santarosa Emo and Lígia Araújo Martini. Nutritional aspects of the prevention and treatment of osteoporosis. Arq Bras Endocrinol Metab. 2010;54(2):179-85. http://www.scielo.br/pdf/abem/v54n2/14.pdf
Heaney, Robert P. Review. Dairy and Bone Health. Journal of the
American College of Nutrition, Vol. 28, No. 1, 82S–90S (2009). American College
of Nutrition. http://www.jacn.org/content/28/Supplement_1/82S.full.pdf
No comments:
Post a Comment